Untuk
kawan-kawanku, atau setidaknya kalian yang menganggapku begitu
(Ditulis sepenuh
hati dari balik pintu)
Sering kubilang tak apa
Aku sudah terbiasa
Dan aku mulai kehilangan cara menikmati rasa itu apa
Selangkah aku maju mendekatimu
Selangkah pula aku dibawa mundur jauh darimu
Selangkah aku tahu
Selangkah pula aku kembali tertinggal
Aku tahu, aku terlalu kikuk menunjukkan kesetiaan
dan kepedulianku
Aku terlalu banyak bicara, kadang, bila aku diberi
kesempatan
Mungkin karena memang aku perlu seorang pendengar
Yang jarang kesempatan itu kudapatkan
Aku merenungimu di balik pintu,
Aku terlalu ragu untuk memahamimu
Aku bukan dia atau mereka
Yang entah bagaimana caranya, punya banyak hal yang
bisa kau kagumi
Aku, seorang yang biasa saja
Aku belum cukup menginspirasi
Dan tidaklah mudah mendapat hatimu
Dan aku sadar, aku tak menginginkan hal lain
Selain menjadi diriku
Dan aku tak meminta kamu memahamiku
Kau membaca sudah cukup bagiku
Kau mendengar sudah cukup bagiku
Ya, inilah aku
Kalaupun bukan, belum
Tapi aku sudah cukup bahagia
Ketika kamu mengingat namaku
NB : aku tidak sedang bergurau, kau pun cukup tahu
dengan membayangkan ekspresiku
No comments:
Post a Comment