Thursday, February 11, 2016

Seleksi Pengajar Muda Angkatan XII, Indonesia Mengajar

Rencana awal postingan ini adalah tentang jalan-jalan ke Gunung Kidul, namun kemudian fokus beralih pada sebuah kabar yang masuk lewat email. Kabar itu berawal dari….
Mari kita mulai saja ceritanya. Bulan Desember 2015 kemarin jiwaku kembali terpanggil untuk menjadi seorang pengabdi. Belajar dari kegagalan di event lain yang serupa, saat itu aku memberanikan diri mendaftar Indonesia Mengajar angkatan XII. Seperti yang sudah banyak diketahui, proses seleksi Indonesia Mengajar ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama berupa tahap administrasi, cukup dilalui dengan mendaftar di website IM dan mengisi biodata dilanjutkan menulis sekitar 10 essay terkait. Pada tahap awal ini tantangan terberat adalah menuangkan kata-kata pada setiap essay yang telah ditentukan. Essay ini cukup sederhana sebenarnya, dan inipun akan mengalir begitu saja apabila kita punya background pengalaman yang terkait organisasi. Kesulitan yang dihadapi adalah meringkas sedemikian rupa sehingga kisah kitadapat dikemas dalam 250 kata per essay. Tahap ini pun kulalui dengan sedikit kejutan. Bagaimana tidak, pada saat deadline hari terakhir aku baru sempat mengirim aplikasi secara lengkap. Seperti biasa dibantu dengan wifi perpustakaan kampus yang lumayan terjamin. Sebelum meng-klik “kirim aplikasi” jangan lupa berdoa dulu. Ya apalagi keinginan untuk bisa menjadi pengajar muda sudah muncul sejak awal masuk kuliah. Jadi ketika ada kesempatan tak boleh disia-siakan. Akan tetapi sangat disarankan untuk menyelesaikan aplikasi sebelum deadline yang ditentukan ya. Oya, data-data pendaftar dapat disimpan dan diedit sebelum dikirim, jadi aplikasi pendaftar dapat diisi secara mencicil.

Senangnya bukan main, saat malam tahun baru 31 Desember 2015 aku membuka email dan mendapat pesan dari IM bahwa aku lolos administrasi. Senangnya bukan main, karena hampir 15000 pendaftar yang dinyatakan lolos sebanya 210 peserta. Alhamdulillah, langkah kecilku sampai pada tahap 2 yaitu tahap Direct Assesment. Secara berkala pihak IM memberikan instruksi yang sangat jelas terkait tahap ini melalui email. Pada angkatan ini ada sedikit perbedaan, jika pada seleksi IM angkatan sebelumnya seluruh mekanisme tes dilaksanakan sehari penuh. Namun, kali ini tahap psikotes pspikostis dan studi kasus dilaksanakan di hari berbeda dengan metode online. Lalu, pada hari-H seleksi tahap 2 serangkaian tes on the spot yang dilaksanakan terdiri dari FGD, simulasi mengajar, psikotes grafis, dan wawancara. Tahap ini dilaksanakan tanggal 22 Januari 2016 di fakultas Psikologi UGM. Pada tahap ini peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dengan komposisi 5-6 orang/kelompok. Tiap 1 kelompok mengikuti tahap tes bersamaan. Saat itu aku dipertemukan kembali dengan kawan lamaku, Danish (Jogja), salah satu peserta seleksi event serupa di tahun 2015. Pada hari itu aku juga sekelompok dengan Aning (Blora), Chandra (Jogja), dan Dwi (Jepara). Bersyukur dalam kelompok kami dapat langsung menyatu dan saling memberi kesempatan satu sama lain, tanpa mendominasi, sehingga setiap proses kami lalui dengan fun. Tahap seleksi yang kami lalui waktu itu dimulai dari FGD-simulasi mengajar-psikotes grafis-wawancara. Di antara semua tahap tersebut, yang terkesan paling “gila” adalah tahap simulasi mengajar. Kami harus siap dengan segala skenario yang telah disipakan panitia dan alumni IM. Tahap itu benar-benar WOW dan paling menguras tenaga, namun kamipun melauinya dengan bersuka cita. Adapun berbagai macam scenario ini dibuat agar para calaon pengajar muda siap menghadapi berbagai macam kondisi di lapangan kelak.

Kami diberi waktu istirahat makan siang dan sholat, kemudian lanjut seleksi lagi. Tahap akhir yang kami lalui adalah wawancara. Kami menunggu dipanggil satu per satu untuk menuju ruang yang telah disediakan dan tentunya menghadap interviewer yang telah ditentukan. Ada 2 sesi wawancara yang harus kami lalui. Wawancara pertama berlangsung kira-kira selama 1 jam. Saat itu aku diwawancara oleh salah satu alumni IM bernama mas Rizky. Hal penting yang perlu diketahui saat wawancara adalah kesesuian form aplikasi dengan jawaban pertanyaan yang diberikan. Pada tahap ini terkadang kita akan dibawa pada pertanyaan-pertanyaan yang memutar, detail, dan seperti diulang-ulang. Pada tahap ini juga ada beberapa pertanyaan yang tidak ada di form aplikasi. Jadi siap-siap untuk punya ingatan yang kuat, apabila kita diminta menceritakan suatu pengalaman (khususnya organisasi) secara detail. Wawancara tahap 2 cukup dilalui selama 30 menit. Waktu itu aku diwawancara oleh pak Agung (kalau nggak salah) beliau adalah salah satu relawan IM. Pada tahap ini terasa lebih santai, karena pertanyaan yang diberikan sama persis seperti form aplikasi peserta.
Well, setelah tahapan yang cukup panjang kami lalui-dari pukul 8 pagi sampai pukul 5 sore hari-kami pun sampai di penghujung acara. Kami menyebutnya acara inti. Apalagi kalau bukan….
Taraaa..foto-foto (agenda wajib) :D


Tidak lupa setelah acara inti, kami say good bye dulu dengan panitia dan peserta. Terutama peserta 1 kelompok yang secara tak langsung telah menjadi teman baru dan relasi. Sore itu pula, di tengah rintik-rintik hujan, masing-masing dari kami pulang untuk melepas lelah. Hari itu kami mendapat banyak pelajaran dan pengalaman berharga.
>>Pada intinya, cerita ini adalah kisah perjuangan mendaftar Indonesia Mengajar. Yang harus diakui bahwa kisah ini berujung pada kisah selanjutnya yang terjadi pada tanggal 11 Februari 2016. Beberapa peserta sudah mendapat email konfirmasi bahwa mereka lolos, ada beberapa juga yang belum mendapat email. Aku salah satunya. Hingga disuatu sore, ketika mata masih ngantuk-ngatuknya, salah seorang teman mengabarkan bahwa ia sudah mendapat email dan belum dinyatakan lolos. Karena penasaran dan gelisah menunggu waktu yang cukup lama, aku pun memberanikan diri membuka email. Aku harus berbesar hati, karena aku mengalami nasib yang sama dengan temanku itu. Kami belum lolos. Namun, perjuangan kami tidak berhenti di sini. Kami masih akan terus berjuang meraih cita-cita kami. Kami sudah siap bergerak dan merealisasikan semangat muda kami untuk menempuh jalan di depan. Kami siap berjuang kembali. Kecewa memang sempat membayangi kami, namun belajar dari kegagalan-kegagalan yang kami lalui, kami pun bangkit. Tuhan mempunyai rencana yang lebih indah untuk kami.

Adapun untuk pengajar muda terpilih kami mengucapkan selamat mengabdi untuk negeri. Kami titipkan semangat juang kami bersamu, bersama kalian semua, para Pengajar Muda Angkatan XII Indonesia Mengajar. J

No comments:

Post a Comment