Thursday, December 27, 2012

Spesial Hari Ibu : 22 Desember 2012


Ibu, bunda, mom, mama, mami,mother, mutter, emak, oka-san, omeo-ni, …

Dan entah bagaimana cara kita memanggilnya, yang jelas itu yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita, jika ditanya sosok wanita yang paling berarti dalam hidup kita. Tapi sayang, beberapa orang akan punya jawaban yang berbeda.
Kalau bagiku, ada rasa syukur tersendiri karena aku bisa memilikinya sejak aku lahir hingga saat ini..dan selanjutnya..

            Meski kita semua tahu pasti ada saat-saat di mana kita merasa jengkel, marah, kangen, dsb.
Tak jarang kita berdebat dengannya, entah masalah apa yang diperdebatkan. Perhatian ibu yang kadang terasa berlebihan untuk ukuran kita yang sudah beranjak dewasa,  kadang terasa aneh. Semua hal yang dipertanyakan seringkali membuat kita jengkel. Tapi.. saat beliau jauh dan jarang berkomunikasi, rasa rindu selalu menghinggapi hati kita.
Seringkali pula kata mujarab yang membuat kita meneteskan air mata adalah “ibu”. Di mana pun mita mendengarnya, hati terasa “trenyuh”. Mengingatkan betapa banyak kesalahan yang kita perbuat kepadanya.

            Kita seringkali tak menyadari bahwa orang yang paling perhatian di dunia ini adalah beliau. Perhatian yang lebih itu tak dimaksudkan apa-apa selain sebagai bentuk kasih sayangnya pada kita. Apalagi untuk anak perempuan. Seorang ibu akan selalu menyimpan kekhawatirannya untuk anak perempuannya. Bagaimana tidak ?? Setiap ibu suatu saat pasti akan menemui waktu di mana ia harus berpisah dengan anak perempuannya. Rasanya masih kemarin beliau menimang kita dalam pangkuannya, namun dalam sekejab anak perempuannya telah beranjak dewasa. Anak perempuan yang seolah-olah kemarin masih tertidur dalam gendongannya, sekarang sudah menjadi penamping hidup seorang pria.

Inilah kekhawatiran terbesar baginya. Bukan masalah pernikahannya. Namun, bagaimana hidupnya kelak setelah menikah. Akankah benar-benar bahagia karena menikah dengan orang yang dicintainya? Ataukah puteri kesayangannya itu terpaksa terjebak dalam pilihannya sendiri?
Inilah, inilah sebenarnya kekhawatiran hati seorang ibu. Seorang ibu tak pernah mengharapkan hal buruk terjadi pada puterinya. Seorang ibu selalu mengharapkan yang terbaik untuk puterinya.

            Ketika mulai ada yang mencoba mengenal puterinya, beliau pasti akan bertanya-tanya. Semakin dewasa puterinya beliau akan semakin waspada. Kekhawatiran terbesarnya, kadang tak pernah kita sadari. Beliau sama sekali bukan pemilih.
Percayalah, beliau selalu mengharapkan yang terbaik untuk kita.

Kalaupun beliau cerewet dengan segala nasehatnya, perhatian yang berlebih, dan lain-lainnya..percayalah kelak kita akan merindukan ini semua.

            Percayalah cinta yang paling besar adalah cintanya, melebihi cinta dari siapapun..pahami itu ketika kamu sedang jatuh cinta.. Ibu telah rela mengorbankan nyawanya untuk melahirkan malaikat kecil ke dunia(putera-puterinya).
            Dan..teruntuk sahabat semua yang mungkin belum berkesempatan bertemu dengan ibu, ada masalah dengan ibu.. Percayalah, siapa pun, di mana pun, kapan pun beliau selalu memiliki cinta untuk sang ananda. Janganlah membecinya, karena nan jauh di sana beliau selalu menyimpan rindu untuk ananda.
Jika kalian punya suatu masalah, bicarakanlah.. Ibu akan selalu mendengar kita.




#Sedikit kutipan dari film “A Long Visit”:
“When ever I had a hard time, mom always told me. If I cry she cried more. If I was upset, her heart was ripped to pieces. That’s how mother is.”

No comments:

Post a Comment