Ibu,
bunda, mom, mama, mami,mother, mutter, emak, oka-san, omeo-ni, …
Dan
entah bagaimana cara kita memanggilnya, yang jelas itu yang pertama kali
terlintas dalam pikiran kita, jika ditanya sosok wanita yang paling berarti
dalam hidup kita. Tapi sayang, beberapa orang akan punya jawaban yang berbeda.
Kalau
bagiku, ada rasa syukur tersendiri karena aku bisa memilikinya sejak aku lahir
hingga saat ini..dan selanjutnya..
Meski kita semua tahu pasti ada
saat-saat di mana kita merasa jengkel, marah, kangen, dsb.
Tak
jarang kita berdebat dengannya, entah masalah apa yang diperdebatkan. Perhatian
ibu yang kadang terasa berlebihan untuk ukuran kita yang sudah beranjak dewasa,
kadang terasa aneh. Semua hal yang
dipertanyakan seringkali membuat kita jengkel. Tapi.. saat beliau jauh dan
jarang berkomunikasi, rasa rindu selalu menghinggapi hati kita.
Seringkali
pula kata mujarab yang membuat kita meneteskan air mata adalah “ibu”. Di mana
pun mita mendengarnya, hati terasa “trenyuh”. Mengingatkan betapa banyak
kesalahan yang kita perbuat kepadanya.
Kita seringkali tak menyadari bahwa
orang yang paling perhatian di dunia ini adalah beliau. Perhatian yang lebih itu
tak dimaksudkan apa-apa selain sebagai bentuk kasih sayangnya pada kita. Apalagi
untuk anak perempuan. Seorang ibu akan selalu menyimpan kekhawatirannya untuk
anak perempuannya. Bagaimana tidak ?? Setiap ibu suatu saat pasti akan menemui
waktu di mana ia harus berpisah dengan anak perempuannya. Rasanya masih kemarin
beliau menimang kita dalam pangkuannya, namun dalam sekejab anak perempuannya
telah beranjak dewasa. Anak perempuan yang seolah-olah kemarin masih tertidur
dalam gendongannya, sekarang sudah menjadi penamping hidup seorang pria.
Inilah
kekhawatiran terbesar baginya. Bukan masalah pernikahannya. Namun, bagaimana
hidupnya kelak setelah menikah. Akankah benar-benar bahagia karena menikah
dengan orang yang dicintainya? Ataukah puteri kesayangannya itu terpaksa terjebak
dalam pilihannya sendiri?
Inilah,
inilah sebenarnya kekhawatiran hati seorang ibu. Seorang ibu tak pernah mengharapkan
hal buruk terjadi pada puterinya. Seorang ibu selalu mengharapkan yang terbaik
untuk puterinya.
Ketika mulai ada yang mencoba
mengenal puterinya, beliau pasti akan bertanya-tanya. Semakin dewasa puterinya beliau
akan semakin waspada. Kekhawatiran terbesarnya, kadang tak pernah kita sadari. Beliau
sama sekali bukan pemilih.
Percayalah,
beliau selalu mengharapkan yang terbaik untuk kita.
Kalaupun beliau cerewet dengan segala nasehatnya, perhatian yang berlebih, dan lain-lainnya..percayalah kelak kita akan merindukan ini semua.
Percayalah cinta yang paling besar
adalah cintanya, melebihi cinta dari siapapun..pahami itu ketika kamu sedang
jatuh cinta.. Ibu telah rela mengorbankan nyawanya untuk melahirkan malaikat
kecil ke dunia(putera-puterinya).
Dan..teruntuk sahabat semua yang
mungkin belum berkesempatan bertemu dengan ibu, ada masalah dengan ibu..
Percayalah, siapa pun, di mana pun, kapan pun beliau selalu memiliki cinta
untuk sang ananda. Janganlah membecinya, karena nan jauh di sana beliau selalu
menyimpan rindu untuk ananda.
Jika kalian punya suatu masalah,
bicarakanlah.. Ibu akan selalu mendengar kita.
#Sedikit
kutipan dari film “A Long Visit”:
“When
ever I had a hard time, mom always told me. If I cry she cried more. If I was
upset, her heart was ripped to pieces. That’s how mother is.”
No comments:
Post a Comment