Setelah persiapan yang panjang akhirnya panitia kunjungan ilmiah LSiS
(Lingkar Studi Sains) FMIPA UGM sukses menyelenggarakan acara kunjungan ilmiah.
Persiapan yang cukup melelahkan akhirnya membuahkan hasil pada hari-H (19 Juni
2012). Writer juga turut terlibat
dalam kepanitiaan ini.
Pada hari yang cerah di pertengahan
Juni ini, kami (panitia dan peserta) kunjungan ilmiah memulai perjalan jam 8
pagi. Tempat yang pertama kami kunjungi adalah redaksi Kedaulatan Rakyat
Yogyakarta. Sesampainya di sana kami disambut baik pihak redaksi. Pertama kami
diperkenalkan dengan berbagai media cetak yang dihasilkan di KR(Kedaulatan
Rakyat). Tak hanya itu kami kemudian diperkenalkan dengan berbagai proses (tahap)
pencetakan surat kabar yang setiap pagi beredar seantero Jogja. Kami dijelaskan
tentang proses pemotongan kertas, serta proses pencetakan yang dilakukan di
“dapur” surat kabar. Karena waktu itu masih pagi, kami hanya dapat melihat
mesin-mesin yang sedang beristirahat, karena proses pencetakan baru dimulai
malam hari ketika para wartawan sudah selesai mencari berita.
(Foto: suasana di KR)
Sebagai
mahasiswa kunjungan ke KR merupakan kunjungan yang berkesan, banyak ilmu yang
kami peroleh terutama tentang persuratkabaran yang menjadi media pemberitaan
berbagai peristiwa tiap harinya. Sebagai kenang-kenangan, kami(panitia)
memberikan plakat kepada pihak KR, sebagai sebuah tanda bahwa kami pernah
berkunjung dan belajar di sana.
(Foto: bersama-panitia dan peserta Kunjungan Ilmiah)
Perjalanan kami lanjutkan ke tempat
kedua, yang tak lain adalah sentra kerajinan perak. Sobat readers pasti sudah tahu kalau Jogja juga terkenal dengan kerajinan
peraknya. Kali ini kami mengunjungi sebuah sentra kerajinan perak “Narti’s Silver”.
Pertama kali kami masuk sebuah toko yang memajang beraneka kerajinan perak.
Kami semua takjub melihat harga yang special, harga yang pantas untuk sebuah
seni yang membutuhkan pengerjaan rumit.
(Foto:
proses pembuatan kerajinan perak)
Pemilik toko menyambut kami dengan ramah, dan kemudian
menunjukkan tempat pembuatan perak secara langsung. Di “bengkel” itu para
pengrajin bertugas sesuai tugasnya masing-masing. Ada yang membentuk perak
menjadi seperti benang-benang panjang dan ada pula yang membentuknya menjadi
sebuah perhiasan serta kerajinan lain. Di bengkel inilah kami jumpai bagaimana
rumitnya proses pembuatan kerajinan perak dari nol hingga menjadi barang dengan
harga jutaan rupiah. Berkat kebaikan hati pemilik toko kami juga mendapat
diskon sekitar 20 % untuk setiap barang yang kami beli. Tentu saja, dengan
kantong mahasiswa seperti kami, kami memilih barang yang kisaran hargnya 20-50
ribu rupiah. :D
(Foto: @Narti’s Silver)
Perjalanan kami lanjutan ke
Geospasial ( Badan nasional Penanggulangan Bancana) yang dinaungi Fakultas Geografi
UGM. Tempat ini berada di wilayah pantai Parangtritis-Depok.
Geospasial
memilki tiga bangunan yang mencerminkan wilayah Jogja. Bangunan berbentuk
kerucut melambangkan gunung Merapi, lorong menggambarkarkan sungai/laut/aliran
air, dan satu gedung terakhir menggambarkan gumuk pasir yang semuanya saling
terkait.
(Foto: suasana Geospasial)
Di sana kami dipandu oleh pengurus
Geospasial mengelilingi setiap bangunan. Di gedung berbentuk kerucut kami dapat
melihat berbagai foto-foto bencana yang pernah terjadi di negeri ini(tsunami Aceh
dan gempa Jogja), beraneka pasir dari berbagai pantai di Indonesia, berbagai
jenis batu-batuan alam, dan pada lorong kami dapat melihat berbagai gambar
proses terbentuknya gumuk pasir.
Ba’da Ashar kami mengakhiri perjalan
ke sebuah pantai (Pantai Depok). Di sana kami mempresentasikan hasil kunjungan
ilmiah kami secara berkelompok. Tak hanya itu kami juga menikmati keindahan
pantai dan bermain-main air sampai pukul 5 sore. Kami pun bergegas pulang,
karena hari sudah menjelang Maghrib.
(Foto:
@Pantai Depok)
Bagiku kunjungan ini, tak hanya sekedar
jalan-jalan. Tak hanya sekedar melancong, tapi melancong sekaligus mencari
pengalaman dan ilmu baru yang mungkin takkan kita dapat di perkuliahan.
#Takkan
bosan kutuliskan setiap perjalan yang berkesan dan menginspirasiku. Setiap
perjalanan yang kuabadikan dalam gambar dan tulisan, menjadi sebuah cerita
meski hanya tulisan yang sederhana.#
No comments:
Post a Comment